Tuesday, January 23, 2007

wong ..wong

Kata yang sangat akrab ditelinga akhir2 ini adalah deadline, revice, review, not standard.. hati sudah kebat-kebit saja kalau mendekati deadline. Sebat mak sret.. stret.. sret.. document harus selesai dalam waktu yang menurutku sempit. Ketika di review, dan kebetulan yang mereview orang jepang, aku sudah merasa beruntung saja tidak mengerti bahasa jepang, kalau ngerti malah berabe. Kalau hati sudah mogok untuk ceria lak malah nggak bisa ngerjakan kerjaan selanjutnya dengan waktu yang sesempit-sempitnya. masyaAlloh, aku jadi kepikiran “begini tho rasanya dikejar jepang kayak mbah2ku dulu”

Pas kemaren kok jadi kepikiran sesuatu. Begitu gila-gilaannya saya menampilkan yang terbaik di dokumen yang akan diperiksa oleh mister jepang itu, lha giliran dokumen saya.. yang pada gilirannya nanti akan diperiksa sama Yang Punya Kehidupan, apa saya sebegitu gila juga ? gila mikirkan deadlinenya ? ah.. kok kayaknya tidak. Apakah sudah memenuhi standard … ah, menurut perasaan sih sudah standard2 saja. Duh.. padahal kalau ditelusuri lagi, banyak salah tulis disana-sini, salah ejakan disana sini, iya kalau cuma salah tulis. Lha ada yang sengaja ditulis pakai bolpen merah segala itu kok. Dokumen yang babakbelur itulah yang akan saya setor nantinya, dan waktu review ? ahh ndak bisa membayangkan saya.. maluuu.. dan apakah bisa kayak sekarang yang karena beruntung saya kebetulan tidak ngerti bahasa jepang ? ya I don’t tink so. Benar apa yang dikatakan pak Abu dalam satu pertemuan kemaren, berharaplah diadili dengan kasih dan sayangNya. Gitu pas waktu baca ARRAKHMANIRRAKHIIIIM kok nggak ketahuan kapan bacanya tiba2 sudah baca amin saja. Wong… wong…

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home