Monday, June 20, 2005

kecanggihan memanipulasi

Gagas... anggota termuda dari keluarga besarku di kampung. mbak-masya sudah pada mau lulus kuliah dia masih menginjak kelas 1 SD. Itupun sebenarnya umur belum cukup,tapi karena dirumah sudah tidak ada teman bermain, bapak ibunya memutuskan untuk menitipkannya ke TK terdekat. Beda sama mbak-mbaknya yang pada ribut ngurusin badan, tole gagas ini justru awet kurusnya, dengan kulit hitam (maklum, anak dusun yang masih aktif bercengkrama dengan matahari), hidung mancung dan rambut agak kriting.

Tole gagas selalu menjadi kebanggaan keluarga... bagaimana tidak, dia selalu membuat teman2 TKnya menangis kehilangan tempat duduk. Bukan karena dia nakal, dia cuma pengen duduk didepan. Gagas juga anak yang begitu mandiri. Pulang sekolah dia sudah tahu kunci rumah ada dimana, dia juga tau kalau dia harus ganti baju dulu baru bebas bercengkrama lagi dengan teman mataharinya itu. Dia juga tidak ragu membantu ibunya ketika ada pembeli yang datang ke toko, padahal pelajaran berhitungnya belum sampai ribuan, alhasil ibunya sering rugi karena uang kembalian sering kelebihan. Praktis dia tidak perlu kehadiran ibu bapaknya untuk melakukan hampir semua aktivitasnya, kecuali ketika dia dapat hadiah dari mbak-masnya, Dia tidak akan mau membuka tanpa kehadiran ibunya tercinta. aku juga tidak tau kenapa begitu.

Suatu ketika... lebaran entah tahun berapa. keluarga besar kami bertandang ke kerabat dekat. karena jumlahnya terlalu banyak, rombongan dipisah menjadi 2 kubu. Eh ternyata bulikku melihat cemilan kesukaan beliau di meja seberang. karena tidak mungkin berteriak, bulikku mengambil inisiatif untuk memberi kode ke tole gagas supaya mengambilkan cemilan itu. tanpa bersuara bulikku bilang ke tole gagas di seberang sana "le .. pundutke krupuk garung dua ya". aku mikir apa si tole sudah lulus hitungan sampai angka dua, waktu itu dia masih terlalu kecil... lha rak bener, dia cuma bawa 1 krupuk gadung, belum lagi sampai dia berjalan, bulikku sudah menginterupsi "lho le .. dua je" sambil mengacungkan dua jarinya. Dengan dahi berkerut karena sedikit kesal tole gagas mengacungkan krupuk gadung itu ke depan dengan dua tangannya dan mak klek.. "lha iyo.. dua" bulikku tidak berkata apa2 lagi cuman pesen "le .. pundutke satu lagi yo", ternyata dia tidak hanya lulus hitungan sampai bilangan dua, tapi dia tau kalau satu dicuklek bisa jadi dua. Walah...lhakok sama kaya' lagunya mbak nava urbagh "cuklek dadi loro"

ealah le .le... masih kecil kok ya sudah pinter memanipulasi. semoga ini semata-mata karena kecerdasanmu.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home