Tuesday, July 12, 2005

Budaya korupsi

Baca judulnya aja udah males, lah gimana ndak males wong setiap hari ya itu-itu juga makanan kuping kita, entah itu dari berita TV atau radio(emang jaman kompeni dengerin berita dari radio). Bagaimana lagi, memang korupsi sudah membudaya di negeri ini, dari rakyat kecil sampai rakyat besar mempraktekkan korupsi dalam hidup. Heran.. yang diajarkan dari dulu kan P4, yang dihayati dan diamalkan kok justru korupsi.

Mulai dari si dampit (sebenarnya sih ibunya yang konon katanya kerja dikota memberi nama davit, tapi berhubung nenek yang ngerawat dia orang desa yang tidak kenal huruf v, maka jadilah dia dipanggil "dampit" di desa). Pas lebaran anak umur 6 tahun ini bisa sehari 3 kali dateng ke rumahku bersama teman2nya dengan formasi yang berbeda2, karena dia tau nenekku terlalu pikun untuk mengingat anak mana saja yang sudah dikasi sangu (uang saku). Apalagi dengan pengaturan formasi yang sedemikian canggih, udah deehh.. cuma ingatan seorang nenek sih lewaatt...!!!

Di kampus... siapa bilang di kampus yang tempat pentolan pendemo anti korupsi itu bebas dari bahaya laten korupsi. Si bejo adalah seorang mahasiswa yang kesehariannya mondar-mandir kampus nentengin 4 HP tapi ndak pernah masuk ke kelas karena sibuk ngopeni HP-HPnya yang terus bunyi. Suatu saat dia dihadapkan kenyataan bahwa toh akhirnya dia harus juga ikut ujian. Sadar tidak mempunyai bekal apapun dia ambil tempat yang lumayan strategis, duduk di dekat teman yang bisa di tolah-toleh jika dia butuh (yakin deh sepanjang halaman so'al dia butuh terus). Asik tolah-toleh dia lupa ada dosen di depan yang memperhatikan. Dan sang dosen pun bertanya dengan halus (biar kelihatan wibawa) "mas lagi ngapain ya". Dengan tenang (karena merasa nggak ada pilihan lain) si bejo menjawab "mencocokkan pak".
Sedikit terselamatkan karena salah langkah sang dosen, si bejo cuman dipindah duduk saja, coba kalau pak dosen langsung pasang muka marah "jo.. kamu itu berani-beraninya nyontek disini, udah nggak usah dilanjutkan lagi tak kasi nilai F" hancurlah dia.
Setelah selesai ujian.. biasanya di depan sudah banyak bejo-bejo lain tapi yang lebih selamat nyengir2 karena mereka merasa berhasil, berhasil nyontek maksudnya, kalo ujiannya sih ya mesti berhasil, wong berhasil nyontek kok ndak berhasil ujian ya ndak bakat kuliah itu namanya.

Beginilah calon2 pemimpin kita kelak. Lhawong pemimpin2 kita sekarang yang konon katanya ndak pernah nyontek (kata emak), sekarang bisa korupsi, lah gimana kalo penyontek2 itu yang kelak jadi pemimpin ?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home