Wednesday, April 11, 2007

Thank you for standing there

Kepalanya tertunduk dalaamm sekali. Ya Alloh, selesai aku ucapkan salam di akhir sholatku dan kulihat maklukmu yang satu ini di depanku, sedang tertunduk, memohon untuk diperkenankan sowan di sisa-sisa waktu ini. Melihatnya, rasanya tidak ada hak aku mengeluh, rasanya tidak ada pantas-pantasnya hambamu ini teruuss dan terusss sambat. Mungkin Kau sengaja mengirimnya berdiri di depanku untuk menghentikan sambatku yang terus saja berisi “mengapa?”. Seriiing sekali hambaMu ini merasa menanggung beban terberat sedunia. seperti tidak ada yang melebihi...

Di punggung yang sedikit melengkung itu terletak beban yang masyaAlloh jauuuhhh dibanding yang sekarang hampir membuat hambaMu ini menangis. Kayu, yah.. aku dengar punggung itu melengkung karena dulu sempat panggul kayu di pelabuhan. Tapi hambaMu yang itu tetap tegar, dan aku tidak tahu sampai kapan. Yang aku tahu, aku sekarang harus tegar, salah satunya agar ketegaran beliau tidak pupus. Yah.. dialah atasanku, managerku yang setiap hari menerima keluhan, menerima komplain tidak hanya dari aku tapi dari semua anakbuahnya. Dan sekaligus juga menerima tekanan dari atasannya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home