Thursday, August 10, 2006

Tujuhbelasan

Sang merah putih, sudah waktunya dikibarkan lagi.. tidak terasa sudah setahun lagi, dan sudah 2 tahun sejak aku beli di tukang keliling waktu pertama menginjakkan kaki di ibukota ini. Tiangnya pun bahkan sudah beralih fungsi jadi tiang antena TV. Terakhir baru tau juga bendera sudah raib entah dimana pas pindahan kemaren.

Pagi ini, bisa tersenyum lagi melihat sang merah putih berkibar setelah sebelumnya eyel-eyelan tawar-menawar sama pak tukan bendera keliling yang kelihatan kesakitan memegangi perutnya. Saya tanya “lagi sakit ya pak ?” katanya.. “ndak bu.. biasa kadang sesek nafas begini”, ohalah wong cilik… hawong sesak sampek pringisan dan peluh bercucuran begitu kok masih ngeyel bilang ndak papa. Semoga cepet sembuh ya pak. .dan laris dagangannya.

Masih teringat, dulu tanggal 17 adalah hari yang sakral dan tidak boleh terlewat. Guru PPKN ternyata sangat sukses dalam mendoktrin otakku waktu itu, sampai-sampai menolak didaulat nari di kabupaten karena nggak mau melewatkan upacara 17 an. Seperti bakalan kuwalat saja kalau melewatkan upacara itu. Hari-hari terakhir ini.. tanggal 17 kelihatan sangat menyenangkan di warnanya saja.. merah, tandanya kita bisa libur bekerja. Apalagi kalau ada tanggal kejepit-nya whaaa bisa libur panjang. Sangat kontras kalau diingat-ingat lagi bagaimana kita dulu menuju ke tanggal 17 itu.. penuh semangat, penuh keyakinan, penuh tekad untuk berjuang. Sekarang .. penuh tekad untuk meliburkan diri.. apakah kita sudah sebegitu lelahnya ? apa yang sudah kita hasilkan sehingga menjadi sebegitu lelah ? untuk kita ? untuk lingkungan kita ? untuk sesama manusia ? untuk negara mungkin ? what ????

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home