Thursday, May 31, 2007

Diprenguti

Bagaimanakah rasanya diprenguti orang ? he he he . orang bilang saya ini super cuek dalam menanggapi hal-hal yang seperti ini. U totally wrong maann… kelihatannya memang cuek, sampai yang mrengut semangkin maju saja prengutannya. Tapi kokya kenyataannya kemaren malem sampai nggak selera makan segala gitu kok. Diotak begitu berjibun pertanyaan yang begitu menjengkelkan itu “apa saya salah ya ? apa saya terlalu keras ya ? apa saya terlalu sadis ? apa saya … ?”. Ahh.. apapun itu semoga menambah pembelajaran.

Jadi agak menghawatirkan juga. Dengan keadaan tekanan yang semakin dan semakin menekan itu… mulut ini kadang nggak terkendali begitu, akhirnya saya sesali walaupun melegakan. Bisa-bisa nggak jadi masuk surga gara-gara project nih (PD bgt.. emang masuk surga gitu ?? amiinnn semoga masuk). Bisa-bisa dibenci semua orang gara-gara project. Duhh… am I disserved for that ? yes U are, maybe, salah siapa nggak mampu mengendalikan diri. Bukankah sabar itu tidak berbatas seharusnya ? duh Gusti.. nyuwun sabar (so meaningful).

Monday, May 28, 2007

Cerita di akhir minggu

Friday, end of working day
Kerja seperti orang gila. Mungkin seperti itulah akhir-akhir ini. Pulang jam 7 malem seperti dosa saja. Semua mata seperti memandang dan berkata ‘ih gak pantes banget sih’. Mungkin Cuma perasaan saja. Menjaga badan supaya tetap fit susah banget, apalagi menjaga hati dan fikiran tetap stabil, seperti nyungsang jempalik kalau aku bilang. Sedikit-sedikit pengen marah, nggak seperti biasa pokoknya. Untung saja selalu adaaa saja yang jadi object penderita. Thanks and sorry to you.

Sore itu pengen sedikit gila. Bersama seorang temen senasib merencanakan untuk menghilang begitu saja pada jam 5:30 tepat. Mulai jam 4:30 rasanya sudah nervous saja. Rasanya tidak boleh ada kerjaan yang muncul.. saking excited-nya dengan acara pelarian itu sehingga seperti telur emas yang harus dijaga eksistensinya. eh tepat jam 5 ada saja request data lah… sudah uring2an saja dibuatnya ngerasa ada rencana subversive yang potensial menggagalkan acara. Jam 5 :15 diajakin meeting, duhh.. bos ini kokya bisa saja mencium gelagat kayaknya. Ternyata tidak jadi meeting diganti pekerjaan kecil yang harus diselesaikan saat itu juga, yang akhirnya dikerjakan secara sedikit asal.

Dan akhirnya, tibalah saat dimana acara pelarian harus dieksekusi hi hi hi hi, diantara keragu2an jadi nggak, eh temen bilang ‘lu duluan dong’ glodaaggg… segera saja aku angkat tas, laptop dibiarkan terbuka dan menyelinap ciiaaattt… ajian kabur diri..eeiiitt.. lupa absen. Aku julurkan tanganku panjang2 ambil kartu itu agar wajah nggak keliatan bos yang lagi melototin laptop. Jegrek.. beres, langsung ajian seribu langkah dilanjutkan. MasyaAlloh.. nikmat banget udara sore itu, masih ada bau2 sinar matahari, bau-bau kebebasan haaahhh.. sepanjang jalan senyum-senyum kayak diiringi musik dubidubidam… sempetin beli VCD bajakan sebentar di tangga penyeberangan, nggak sari-sarinya disini banyak yang dagang (wong sampean lewatnya pas semua dah kukut mbaaakk). Di perjalanan sambil sedikit ngobrol renyah sama pak kik (penjual buah) yang sedang mendorong gerobag, tidak sari-sarinya juga melihat pak kik ini berangkat berjualan, biasanya saya lihat lagi kukut-kukut dagangan, atau bahkan nggak kelihatan sama sekali. Beginikah nikmatnya sesuatu hasil membangkang he he he (gak gitugitu amat kaliii )

Continued in the Saturday
Masuk pagi-pagi di sabtu gini kok ya nggak kayak biasa. Ini upaya menebus rasa bersalah yang nikmat kemaren sore. Aku putuskan untuk pulang lebih awal agar bisa jalan2 beli oleh2 buat orang rumah, ternyata nggak jadi juga, aku ambil jam mefet karena harus selesaikan satu document untuk dishare ke teman-teman. Tapi akhirnya bisa juga jalan2 beli oleh-oleh.

“lho mbak .. sendalku kok tinggal satu ??” ini kan toko, bukan masjid (upayaku mengingat2 dimana keberadaanku kini) lagian kalo di masjid nggak mungkin hilangnya sebelah. “Ah masak mbak ? kok bisa ya tinggal sebelah, mbaknya kali yang salah …” lho apa iya ya… bener saja, disamping sandal hitemku terletak dengan manis sandal japit biruku yang biasa buat sholat di kantor.. wah gak salah lagi, sandal biru itu juga punyaku… halah, sudah kemana-mana baru nyadar pake sendalnya nggak sama sebelah. “wah mbaknya darimana sih.. mushola ya ?” “he he iya” jawabku segera sambil memutar otak gimana cara mengatasi, mau beli lagi ehh kok rasanya juga not valuable toh letaknya dibawah, siapa yang bakalan merhatiin sih. Sempat terfikir… kok bisa ketuker, ah kok setengah tidak mungkin, wong nggak terasa banget, padahal yang satu sandal japit biasa yang satu sandal semi selop. Jangan-jangan ada yang mentransfer sandal-sendal itu. Ah what ever, yang jelas perjalanan harus aku lanjutkan, nitipin oleh-oleh ini ke tetangga yang mau pulang kampung malam ini…

Sunday (still crowded with unfinished work)

Sebuah misscal dari teman, yang sedang duduk dipelaminan harusnya hari ini. Aku balas dengan message “sorry, sepertinya kok rame, aku takut ngeganggu. Selamat saja buat pnjenengan, cuman penasaran kenapa miscall tadi” …balas “Kalau salah pencet norak banget, yang jelas ada sesuatu”. I know U worrying about me bro, but don’t. I’m just fine here, I’m not alone.