Friday, July 15, 2005

ITers & Konsepsi "Cinta"

Kemaren malem barusan kita (aku, dik anung, nana, gusto) jalan bareng liat film GIE, asik, sebagian ada yang nganggep garing, karena emang itu lebih mirip film dokumenter. Bagiku film-nya indah walaupun paduan warna yang dipakai nggak terlalu seger, tapi justru disitulah indahnya, bener2 cocok dengan konsep ceritanya. Dan tokoh GIEnya yang meranin Nicolas Saputra reekkk... keren pol. aku bukannya mau bilang wuihh nicolas keren reekk, tapi justru wuihh GIE keren reekk .. walaupun poto aslinya yang tampil di akhir pilem nggak terlalu bisa dibilang ganteng, tapi keren kan nggak dihubungkan dengan pemetakan satu satu ke ganteng, jadi tidak absolut yang dibilang ganteng itu berarti keren.. itu buatku. Tapi tunggu, aku bilang Gie keren belum final nih, tunggu sampai aku baca bukunya, ntar lagi kalo awal bulan, atau bisa juga ding sebentar2 nyelinap ke Gramedia sebelah buat baca bukunya, itu kalo ada buku yang masih uncover. Repot juga, mungkin ini strategi bisnis sih.. suatu kali aku pernah ke gramedia, membaca sebuah buku yang uncover, biasa kan ada satu buku yang dibiarkan dibaca, aku pikir menarik juga, kapan-kapan lagi aku akan datang dan membaca buku ini lagi. Nggak ada seminggu kemudian aku dateng, emang nggak jauh dari tempat kostku kok, aku cari2 buku itu, ternyata sudah pindah tempat dan semua sudah plastikan, yah.. kalo penasaran gini harus beli dong. Sebenarnya apa sulitnya sih buka cover plastiknya, nggak sampek pake gergaji juga bisa kok, tapi kita kan bukan orang2 yang menganggap aturan itu dibuat untuk dilanggar.

Hari ini nggak padet deadline. Nyantai. Karena seorang temen (martijo) ceritanya dia kemaern malem gak ikut kita2 nonton gara2 dia ada acara spesial dengan "target"-nya yang rencananya mo di-"tembak". Dan ada sedikit trouble dengan itu, jadilah kita hari ini, diruangan ini, yang biasanya digunakan untuk rapat sekarang kita gunakan untuk berdiskusi tentang konsepsi "Cinta". Pesertanya aku, nana, anung, martijo sendiri dan gusto.. bayangkan kita2 yang ITers kali ini bicara cinta, hasilnya, berikut ini hanya cuplikan2 dari seluruh pembicaraan yang ternyata jadi luassss sekali.

"ternyata pendekatan step by step kemaren aku pikir kurang efektif, jadi nantinya aku akan mencoba melakukan pendekatan berorientasi object" (kata martijo)

"makanya harus dienkapsulasi dong..bla bla ... Kalo konsepsi cinta yang kamu miliki dengan yang dia miliki diturunkan dari satu object yang sama kan bisa ketemu akhirnya" (ini salah satu kalimatnya gusto)

"lho parameternya apa dulu" (yang ini aku)

"asikk hari ini aku akan pulang" (kalo yang ini dik anung yang lagi kegirangan karena mo pulang kampung)

"haduuhhh jangan gitu melulu dehhh kalimatnya" (nah yang ini nana karena sudah mulai pusing mencerna pembicaraan yang ngalor ngidul ini)

inti yang didapat dari semuanya adalah konsep cinta yang ada di otak kita itu berbeda, so nggak ada hasil dong bicara ngalor ngidul. yah tentu saja ada... aku cukup terkejut dengan kepekaan ITer2 di sini yang konon terkenal bahwa ITers sangat dingin dengan kata2 "Cinta" ternyata justru memaknai cinta dengan arti yang sangat-sangat mendalam, saking dalamnya sampek nggak muncul2, jadi hasilnya sama yaitu "tetap dingin".. ndak... guyon kok, pada dasarnya semua punya yang namanya "Cinta" di hati, otak dan kehidupan. Baik itu ITers, Ekonom, Sastrawan, Bahkan tukang angon bebek...

Cinta.. tetaplah hidup di dunia manusia, karena dengan cinta kecarut marutan sekalipun masih mempunyai sisi yang cantik

Wednesday, July 13, 2005

Perjalanan hidup....

(july 1998)
Suatu saat, aku ingat kami bersama menangis di ruangan kosong, benar-benar kosong. kami hanya bunga-bunga rapuh yang dipaksa tegar demi hidup. kami tidak tau kemana akan melangkah waktu itu, angin campur debu begitu hebat bergolak diluar sana. kami sempat berfikir kenapa disaat kami mekar, harus terjadi angin ribut ini.
Kami pun coba menjulurkan satu kaki kami untuk mulai melangkah dan anginpun segera membawa kami, dan terus mengalirkan hidup kami.

(lepas '98)
Tempat aku berpijak tidak sebagus mereka, tetapi aku tau disinilah tempat terbaikku untuk mulai melangkah. Aku masih saja mengikuti angin itu, dan mulai faham kemana arahnya. Aku mulai memperbaiki percaya diri yang sudah tercompang-camping oleh badai dan mengumpulkan biji-biji hikmah hidup dalam kantong perbekalanku berharap suatu saat ini mampu menguatkanku.

(2004)
Kesempatan datang melambaikan jari-jarinya kearahku, aku melihat ke kantong perbekalanku, sudah cukup, semua sudah cukup untuk mengambil alih kendali hidupku, tapi ketakutan mulai membayang, kenapa aku tidak disini saja, ikut kemana arah angin membawaku, dan tidak ada satu bijipun yang akan berkurang dari kantong perbekalanku. Bagaimana kalau disana aku gagal, sementara semua hartaku telah aku pertaruhkan untuk perjalanan itu. Kemudian bisikan lain terdengar "kau akan tua dalam lingkaran angin ini", demi bisikan itu aku rela mempertaruhkan segalanya, segalanya. Aku mulai memegang kendali dengan gemetar aku putar arahnya meninggalkan putaran angin itu dan masuk ke putaran lain.

(lepas 2004)
Disini angin begitu kencang, tidak seperti putaran angin sebelumnya. Debu-debu membutakan penglihatan, arah angin tidak pernah bersahabat... oh, sungguh bisikan ketakutan itu benar adanya. Bagaimana jika aku gagal, 'ketakukan' akan mengejekku dengan segala kemenangannya. Tidak... tidak akan aku biarkan 'ketakutan' itu menang. Dengan memutuskan untuk disinipun 'ketakutan' sudah aku kalahkan, sekarang dia berusaha muncul dihadapanku dengan fatamorgana kemenangannya, bukan... dia tidak menang, dia sudah kalah sejak awal. Walaupun aku jatuh disini, dia tidak akan mampu memandang wajahku dengan seringai kemenangan, karena dia sudah kalah jauh sebelum ini.

Tuesday, July 12, 2005

Budaya korupsi

Baca judulnya aja udah males, lah gimana ndak males wong setiap hari ya itu-itu juga makanan kuping kita, entah itu dari berita TV atau radio(emang jaman kompeni dengerin berita dari radio). Bagaimana lagi, memang korupsi sudah membudaya di negeri ini, dari rakyat kecil sampai rakyat besar mempraktekkan korupsi dalam hidup. Heran.. yang diajarkan dari dulu kan P4, yang dihayati dan diamalkan kok justru korupsi.

Mulai dari si dampit (sebenarnya sih ibunya yang konon katanya kerja dikota memberi nama davit, tapi berhubung nenek yang ngerawat dia orang desa yang tidak kenal huruf v, maka jadilah dia dipanggil "dampit" di desa). Pas lebaran anak umur 6 tahun ini bisa sehari 3 kali dateng ke rumahku bersama teman2nya dengan formasi yang berbeda2, karena dia tau nenekku terlalu pikun untuk mengingat anak mana saja yang sudah dikasi sangu (uang saku). Apalagi dengan pengaturan formasi yang sedemikian canggih, udah deehh.. cuma ingatan seorang nenek sih lewaatt...!!!

Di kampus... siapa bilang di kampus yang tempat pentolan pendemo anti korupsi itu bebas dari bahaya laten korupsi. Si bejo adalah seorang mahasiswa yang kesehariannya mondar-mandir kampus nentengin 4 HP tapi ndak pernah masuk ke kelas karena sibuk ngopeni HP-HPnya yang terus bunyi. Suatu saat dia dihadapkan kenyataan bahwa toh akhirnya dia harus juga ikut ujian. Sadar tidak mempunyai bekal apapun dia ambil tempat yang lumayan strategis, duduk di dekat teman yang bisa di tolah-toleh jika dia butuh (yakin deh sepanjang halaman so'al dia butuh terus). Asik tolah-toleh dia lupa ada dosen di depan yang memperhatikan. Dan sang dosen pun bertanya dengan halus (biar kelihatan wibawa) "mas lagi ngapain ya". Dengan tenang (karena merasa nggak ada pilihan lain) si bejo menjawab "mencocokkan pak".
Sedikit terselamatkan karena salah langkah sang dosen, si bejo cuman dipindah duduk saja, coba kalau pak dosen langsung pasang muka marah "jo.. kamu itu berani-beraninya nyontek disini, udah nggak usah dilanjutkan lagi tak kasi nilai F" hancurlah dia.
Setelah selesai ujian.. biasanya di depan sudah banyak bejo-bejo lain tapi yang lebih selamat nyengir2 karena mereka merasa berhasil, berhasil nyontek maksudnya, kalo ujiannya sih ya mesti berhasil, wong berhasil nyontek kok ndak berhasil ujian ya ndak bakat kuliah itu namanya.

Beginilah calon2 pemimpin kita kelak. Lhawong pemimpin2 kita sekarang yang konon katanya ndak pernah nyontek (kata emak), sekarang bisa korupsi, lah gimana kalo penyontek2 itu yang kelak jadi pemimpin ?

Thursday, July 07, 2005

Cinta

"jatuh dari lantai 3 sama sakitnya dengan jatuh dari lantai 100, kalau harus jatuh, aku memilih dari lantai teratas"

Mungkin ada yang salah dengan kalimat itu. Buktinya waktu kemaren kalimat itu jadi status Message-ku, messangerku jadi kebanjiran message, bahkan ada yang bilang "mau bunuh diri ?". padahal dengan kalimat itu aku pengen menyampaikan, bagaimanapun, dalam hidup kita sudah sering dan akan sering lagi menghadapi yang namanya "jatuh". Berbahagialah orang yang jatuh karena keberaniannya untuk berusaha naik ke atas, daripada orang yang jatuh pada saat dia memutuskan untuk tetap berhenti, lebih konyol.

yaudah.. karena message yang sampai padaku semakin lama semakin menakutkan... aku ganti saja status messageku, mengambil kata-kata daru buku yang sama

"Cinta bagaikan sebuah bendungan: jika kau biarkan sebuah retak kecil yang hanya bisa dilewati setetes air, maka setetes itu akan segera meruntuhkan seluruh struktur, lalu tak seorangpun bisa mengendalikan arusnya (paulo cuelho)"

ternyata, dengan inipun cukup banyak menuai protes... sebagian karena heran seorang "aku" membicarakan tentang "cinta" ? so what gitu lo. Jangan sampai ada lagi yang bilang : seorang "aku" bicara "so what gitu lo"

Cinta... Sebuah object yang tidak akan pernah habis dieksplor, bayangkan saja, berapa ribu lagu, puisi, novel cinta yang telah terbit dan akan terbit. Kalau misalnya aku ngambil judul TA "Cinta", mungkin para dosen sudah ribut memberi batasan-batasan karena itu terlalu luas untuk dikupas... hasilnya mungkin skripsi yang menulis hanya seujung jari tentang cinta, karena kapasitas otak seorang manusia hanya mampu menulis segitu. Tidak tau lagi kalau yang menulis adalah hati... tapi apa yang mampu ditulis oleh sebuah hati ? karena menulis membutuhkan rasionalitas yang dipunyai otak, bukan hati... iya tho bu' ?

Cinta yang memaksa seorang batukarang dengan hati gunung es menangis tiga hari tiga malam. Cinta juga yang membuat sahabatku yang judes jadi sangat manis dan berubah menjadi kepribadian yang sangat lembut. Kebutaan cinta yang memaksa seorang anak untuk melawan perkataan ibunya. Dan cinta juga yang membuat seorang ibu tetap menanti anak-nya untuk kembali ke pangkuannya. Aku ingat, hanya telapak tangan makku yang sanggup menidurkanku disaat suhu tubuhku sangat tinggi. Aku ingat juga makku akan bernadzar untuk puasa setiap kali aku ujian. Aku ingat getar suara makku menahan tangisnya ketika pertama kali aku telepon untuk menanyakan kabar, Aku ingat juga pertama kali aku pulang setelah keluar dari rumah, makku menangis dan memelukku erat seperti tidak mau lagi kehilanganku. Kebutaan apa yang akan memalingkan aku dari kasih yang seperti itu ?