Wednesday, May 31, 2006

oo.. caroll

Anak kecil dengan gitarnya yang juga kecil.. naik setelah peremtapan lampu merah terakhir. jari-jari mungilnya terus saja bermain diatas senar, seolah tidak peduli ada yang manggut-manggut mendengarkan, ada yang tak acuh saja mengganggap hanya sambil lalu, bahkan ada yang tidak mengakui exestensinya karena sedang ketiduran. Dia juga tidak peduli disini ada yang diam-diam memperhatikan.

Penampilannya biasa-biasa saja, bersih tidak terlalu melas (karena memang tidak perlu menjual kemelasan). Alunan musiknya tidak asal-asalan walau hanya dengan gitar kecil bersenar tiga (eh tiga atau berapa ya...). Setelah intro yang semakin mengukuhkan perhatian indraku kepadanya.. diapun mulai bersuara

oo kerol
aem badepuuu....
darling alepyu
bed yu trit me kuulll

Sedikit ketawa kecil mendengarkannya. Tapi aku segera mengenali lagu itu walaupun tidak akan ada satu lagupun yang menyamai lirik-nya, karena apa.. tidak ada satu nadapun yang miss dia bawakan. Eman dengan suaranya yang tidak bagus-bagus amat tapi begitu enak di telinga itu.. ingin rasanya aku carikan syair lengkap lagu itu dan aku berikan ke dia. Tapi buat apa.. dia sangat spesial dengan seperti itu.

Sini le.. aku kasi juga yang spesial buat kamu.. ups.. sedang tidak ada uang receh (kenapa harus mencari uang receh untuk karya yang begitu mengagumkan ???)

oo caroll
I am what a fool
darling I love you
but you treat me cruel

you hurt me
and you make me cry
but if you leave me
I am surely die

tau deh.. bener ato ndak, sampek sekarang belum ketemu juga lyric aslinya

Monday, May 29, 2006

Jika Dia berkehendak...

Aku sering melihat orang melakukan CPR, tapi bukan pada sesosok tua yang sedang tergolek diambang maut. Aku pernah melihat darah, tapi bukan darah saudara-saudaraku yang berceceran bercampur kafan diatas lantai yang dingin. Aku pernah melihat tangis.. dan aku pun pernah menangis, tapi bukan dalam kepanikan sekaligus keputusasaan.

Malam itu .. disudut ruangan.. didepan TV, udara mendadak berangsur dingin. aku rengkuh lututku dan aku peluk erat-erat, tapi dingin tidak juga terusir, bahkan masuk sampai ke tulang. Ya.. Yang Maha menguasai segalanya. Seperti inikah kuasaMu, yang kecil bagiMu tapi begitu besar buat kami.

Mata keriput itu terus saja memandangi reruntuhan. Dia yakin seseorang yang dicintainya berada disana, tepat dibawah tembok-tembok patah. Apa yang bisa dilakukan tubuh renta itu selain menunggu. Dan ketika sesosok mayat terangkat, tubuh renta itupun lunglai menahan sedih, dengan airmata terurai bukan "tanya kenapa" yang terlontar "maturnuwun bapak-bapak, matur nuwun sedayanipun" (terimakasih bapak2, terimakasih untuk semuanya). Sebuah hati yang lembut...

semoga kita dikuatkan.. amiinnn

Saturday, May 27, 2006

Perjalanan seharian

Hari ini… seharusnya libur, tapi karena satu dan lain hal terpaksa deh harus masuk. Karena hal-hal seperti inilah banyak yang menganggap aku workaholic, padahal juga tidak, ini karena memang tidak ada pilihan. Kalau bakalan ada yang jerit2 lantara kerjaanku nggak beres, atau bakal ada yang mencak-mencak karena system nggak jalan, apa bisa memaksakan diri untuk tenang. Padahal sudah ada acang-ancang untuk mengikuti sebuah acara dari jauh2 hari. Inget nasihat teman “iklas saja bu.. pasti enjoy” weleh… manjur bener saran penjenengan pak… Bismillah… semoga semua membawa kebaikan

Ketemu lagi sama seseorang itu, seseorang yang bahkan belum pernah berurusan langsung tapi aku sudah benci duluan sama orang ini. Tidak adil.. bahkan sama musuh yang pernah saking mangkelnya aku umpat2 pun masih bisa netral dilain kesempatan, ehh… sama orang satu ini aku bahkan harus berkali-kali menaik turunkan perasaan (ups .. bukan kalimat yang tepat, pokoknya bahasa jawanya “ngunggah ngudukke roso ati”) untuk menjadi netral… huh tidak adil.. tidak adill pokoknya. Bagaimana rasanya kalo aku digitukan sama orang lain. Nelongso deh pastinya… Tapi rasa itu muncul begitu saja.. tanpa bisa dihindari. Satu2nya usaha ya itu tadi .. diredam.. diunggah udukke. Ehh.. setelah ketemu dan ngobrol-ngobrol, diskusi dan lain-lain… ternyata nggak terlalu mem-bencekkan juga orang ini. Ternyata masih ada celah untuk membuat aku nyaman berdiskusi sama orang ini… wahh memang, tidak boleh berprasangka duluan.

Detik2 kepanikan berdiskusi.. bisa juga aku menyelinap untuk mengikuti acara yang sudah jauh2 hari aku tunggu2 itu. Menaiki jembatan penyeberangan kok nafas ini tersengal-sengal.. walah baru nyadar terlalu keras aku memaksa tubuh ini bekerja akhir-akhir ini. Astaghfirullah… tubuh ini juga amanahMu, wajib bagiku menjaganya.. tapi akir2 ini aku agak terlalaikan oleh urusan2ku. Berikanlah hambaMu ini kekuatan ..jangan sampai penyakit yang beberapa bulan lalu berhasil ditidurkan kembali bangun lagi.

Selesai acara.. mampir ke pameran buku, hunting buku murah waaa.. kesempatan bagus, ning kokya pas akhir bulan ya.. wah sengaja ini, tapi ada untungnya juga, itung2 latihan untuk tidak terlalu mengumbar napsu. Hawong sudah ditulis gedhe-gedhe di papan pepenget “kendaliin napsu tuh, semua bukan milikmu, gunakan seperlunya saja”.

Benar2 hari yang memuaskan, semua rencana bisa dijalankan plus pelajaran2 baru berhasil didapat.. wahhh malam ini akan sangat mengasikkan… membuka bungkus plastik buku2 yang aku dapat siang tadi…


Aku ingin menjadi bintang, yang memiliki sinarnya sendiri, yang selalu berusaha memberikan sinar kepada malam walaupun tahu sinar itu terlampau kecil untuk mampu mengalahkan pekatnya malam.

Wednesday, May 24, 2006

Teman-temanku

Menghubungi kembali teman-teman lama lumayan sering aku lakukan akhir-akhir ini. Ternyata mereka masih memikirkan aku walaupun udah nggak pernah saling kontak hiks hiks .. mengharukan. Mungkin karena berita terakhir tentang kesehatanku yang menurun dan memang kebiasaanku dari dulu yang nggak terlalu bisa menjaga stamina, bahkan ada yang nawarin ngirimin obat.. wahh… thanks temans. Mungkin ini dalam rangka promosi usaha obatmu .. tapi disamping semuanya.. aku tahu banget dari dulu kamu selalu mikirin kebaikan semua orang.

Masih ingat dulu, sempat berfikir semua sudah melupakanku. Nggak pernah saling telpon atau saling tahu kabar. Lalu aku sadari lagi, semua bukan karena tidak peduli, tapi memang harus begitu adanya. Semua harus berubah, dan ini bagian dari perubahan yang harus terjadi. Dan sekarang satu lagi yang aku tahu… diatas semua perubahan yang terjadi… kita masih saling mengingat, walaupun dalam hati… dalam angan.

Sampai nanti temans
Semoga Allah masih mempertemukan kita, sekali lagi.. sekali lagi .. dan sekali lagi.. aminn

wehh.. nggak sabar nunggu reuni

Sunday, May 21, 2006

Akhir-akhir ini

Papan putih itu, sampai sekarang masih putih. Masih ingat beberapa hari yang lalu, bukan cuman beberapa hari yang lalu sih, sudah lama juga, ingin banget papan putih itu menempel di kamar. Setelah mulai pagi tadi tertempel.. ehh malah bingung apaa ya yang mau diisikan ke papan itu. Sebenernya bukan karena tidak ada yang mau ditempel, tapi kok jadinya banyak banget yang mau ditempel, artikel, todo list, jadwal acara2 spesial dll dll… lah jadinya ya nggak muat wong sekecil itu. Harus ada yang diprioritaskan nih.. Bismillahirahmanirahim… semoga dengan adanya papan ini, semua akan menjadi lebih baik.

Kemaren ada yang nyeletuk “R**** akhir-akhir ini jadi suka nembang ya”.. ups.. apa mengganggu ya ?? wahh jadi kelepasan begini, gara2 saking kangennya pulang kampung. Kesukaanku nembang karena kekaguman akan olah bahasa jawa dalam tembang2 itu, selain itu nada-nadanya unik. Dan satu lagi, guru nembangku yang paling utama adalah emak dan bapak, jadi aktivitas nembang aku anggap mempunyai pertalian kusus kepada beliau berdua dan juga kampung halaman.

Hmm Desaku…. Kenapa bisa kangen begini yah… aku sampek berfikir bagaimana dengan sebagian temen-temen yang sudah punya keluarga sendiri di ibukota ini, apa mereka tidak pernah terbersit sekalipun kangen kampung halaman ? padahal tidak setiap tahun mereka ada kesempatan pulang kampung.

Tak gadang biso urip mulyo
Dadio wanito utomo
Ngluhurke asmane wongtuwo
Dadio pendekaring bongso


Penggalan langgam leloledung, juga pengharapan yang terbersit di mata emak ketika pertama kali melepas anaknya ini pergi. Tapi sekarang agaknya lumayan bergeser sedikit. Bukan bergeser sih tapi mungkin ada yang beliau anggap lebih urgent. Terbukti setiap telpon selalu dikabari “temenmu sing kae lho nduk, wingi kirim undangan, lah mari ngene genti sampean tho…” ??? Tanya Kenapa ???? dengan sabar selalu dijawab “InsyaAllah, penjenengan dongaaken kemawon njih…”

Ada teman yang ujug2 kirim sms padahal selama ini tidak pernah. Dan bilang “tidak ada lagi yang bisa diajak curhat, tidak ada yang nyambung kalo diajak ngobrol”. Ohh hidup, kenapa rekan ini diberikan pikiran-pikiran spt ini ya, sementara aku jauh begini, satu2nya yang bisa diperbuat adalah berkiriman SMS sementara itu pulsa cuman cukup untuk satu kali kirim SMS .. ohalah teman.. maafkan daku karena tidak sanggup mengirimimu message lebih dari sekali. Semoga yang sekali ini cukup membuatmu sedikit lebih tenang.

Bicara masalah ngobrol… kenapa kita selalu berfikir orang ini nggak nyambung atau wahh ini nggak nyandak kalo diajak share. Atau malah… mereka itu tidak selevel sama jalan pikiran kita. Bukankah kita mempunyai banyak aspek dalam kehidupan. Adakalanya harus berkumpul dengan ibu2 pengajian setengah tua, ada kalanya dengan atasan kita yang idealis sama yang namanya teknologi yang canggih dan metodologi yang memadahi, adakalanya dengan keluarga yang hobi banget ngomongin rancangan pesta pernikahan, atau dengan teman-teman yang seneng banget ngomongin bayi-bayi mereka. Sunguh tersiksa kalo kita merasa “disini bukan tempatku”. Padahal bisa dengan mudah kita menemukan keterpautan kita dalam segala persoalan yang mereka obrolkan, baik itu yang sederhana2 saja, yang ringan2 saja atau sampek yang njimet2. kalaupun kita tidak berhasil menemukan keterpautan itu, yaa.. cukup tanamkan respek kepada lawan bicara, maka semua akan bisa kita nikmati.

Temanku.. tidak ada yang sendiri di dunia ini, asal kita mampu memahami dan menerima lingkungan kita.

Monday, May 15, 2006

Berbagi sajadah

Clingukan melihat2 siapa tau masih ada shaf yang kosong di depan. Kalau masih ada yang kosong kan harus segera diisi, mengingat sudah waktunya didirikan sholat. Aku jinjing tas perbekalan sambil men-cincing mukena parasut-ku. Mukena ini selalu menemani saat bepergian karena ringkes-nya, walaupun sajadahnya sudah hilang entah ditiup angin kemana. Baru mau meletakkan tas terdengar suara yang sangat lembuutt “silakan disini”, seoran ibu cantik memandangku sambil menepuk2 sajadah putihnya yang sengaja ditata horisontal sehingga menyisakan tempat untuk orang disampingnya. Aku masih ragu untuk beranjak ketika ibu itu merengkuh tasku dan ditatanya diatas sajadahnya itu, sehingga akupun mengikuti saja.

Sajadah itu putih.. elegan.. aku dapat bagian kepala dan siibu bagian kaki, waduh sempat terpikir sungkan juga hawong saya ini nunut kok malah dapet kepala. Tapi segera ingat sebuah nasihat “berikan yang terbaik dari yang kamu miliki”, mungkin ibu ini berfikir hal yang sama.

Ini kelihatan sepele tapi esensinya.. waduh bahasa apa lagi itu. Bagi saya sendiri merasa direngkuh kayak sodara, apalagi kalo melihat senyum iklas ibu itu. Dengan begitu kesempatan bersilaturahmi ditempat yang asing dengan orang asing jadi terbuka lebar2, karena kita merasa tidak dianggap asing. Memang pada dasarnya kita sodara semuslim, atau sodara sebangsa atao sodara se se yang lain tapi sadarkah kita bahwa sudah lama nilai persaudaraan itu hilang ? karena kekakuan diantara kita, karena tidak ada yang mau memulai manakala dua orang yang tidak saling kenal duduk berdampingan. Ternyata hal-hal kecil semacam berbagi sajadah, bisa menjadi prasarana, dan jika ini dipraktekkan oleh semua orang… yakin deh perubahan dahsyat akan terjadi di Negeri ini weisss… terlalu muluk kali ya...

Tapi entah kenapa kebanyakan orang memilih melipat sajadah jadi 2 daripada meminjamkan yang setengah lagi kepada tetangganya. Mungkin bukan maksud untuk mengeman sjadah, mungkin hanya tidak kepikiran bahwa membagi sajadah walaupun kelihatan sepele, impact-nya bisa luar biasa.

Thursday, May 11, 2006

Renungan kemarin

Ada yang lahir dan ada yang berpulang. Ada yang mendapatkan, ada yang kehilangan. Bukankah itu hal biasa ? yah, itu memang biasa dalam hidup. Tepat setelah jawaban yang demikian, muncul lagi pertanyaan apakah akan biasa juga ketika kita yang mengalaminya ? harusnya tetap biasa.

Kemarin, ada berita duka dari seorang teman. Ayahnya dipanggil berpulang hari itu. Tidak jelas apa sebabnya. Masih hari itu juga ada berita yang kurang mengenakkan dari seorang teman yang lain, siratan dari kata2nya menunjukkan kalau dia sebentar lagi akan kehilangan pekerjaan. Duka akan tetap ada, sesal akan menyertai ketika saat-saat seperti ini. Tapi jika berlebihan apakah sesungguhnya yang demikian itu pantas? bukankah semuanya milikNya ? menyesali segala milikNya yang telah diminta kembali ?. yang biasa kita lakukan adalah mentolerir hal-hal seperti ini karena “kitaa.. jugaa.. manusia”. Tapi bukankah kita dijadikan manusia berkedudukan seperti tukang parkir(kata aa Gim). Punya banyak mobil, berganti-ganti motor, tapi seharusnya tidak sakit hati ketika yang punya mengambilnya lagi. Dan bila kita ingat lagi bahwa semua terjadi semata-mata atas kehendakNya dan hanya Dia yang mengetahui apa yang terbaik untuk umatnya, layakkah kita berburuk sangka atas kejadian yang ditimpakan kepada kita ?

Ya Muhaimin... semoga dijaga hati ini untuk tidak berburuk sangka. Buat adikku, mungkin masih ada dendam, mungkin masih ada sesal, tapi ingat kata emak "semua pasti ada hikmahnya". Jangan berputusasa atas nikmatNya. Hanya kita perlu introspeksi, mungkin ada yang salah dari kita selama ini...

Friday, May 05, 2006

Tanda Cinta

Jatuh cinta... believe or not kemaren aku mengalaminya. bagi temens yang gak percaya akan pernyataan itu ya monggo, bagi rekans yang sekarang jingkrak2 kegirangan karena pernyataan itu Alhamdulillah maturnembahnuwun sekiranya sampek segedhe ini pun masih ada yang memperhatikan.

Tidak seperti pepatah yang mengatakan "cinta itu buta", yang ini tidak buta-buta banget, ada sebab kenapa demikian, salah satunya karena he (weiss... saiki ngangge ukuro 'He' bukan lagi 'It') so inspiring me. Tentang kecintaannya akan Yang Maha. Tentang kerinduannya kepada Yang Terkasih.. membuat aku sangat penasaran untuk melihat lebih jauh kenapa bisa sampek seperti ini. Aku buka kembali sejarah hari-hari yang aku lalui, menelusuri lagi disisi sebelah mana aku dapat menemukan cinta yang seperti itu.

Waktu berjalan dan ternyata aku jatuh cinta lagi. Orang yang berbeda tapi dengan kekaguman yang sama. Bagaimana orang ini bisa memngeluarkan kata-kata yang sangat indah untuk mewakilkan dahaga hatinya akan Sang Maha Kasih, kalau tidak karena kecintaannya yang sangat, kecuali aku sedang berhadapan dengan manusia yang sangat jenius yang bahkan bisa memanipulasi rasa hati dengan begitu canggih.

Kepenasaranpun bertambah, perjalanan untuk pencarian bertambah panjang dan disinilah sekarang.. aku jatuhcinta lagi, tapi bukan kepada 'He'... more than 'He'. Karena tidak seharusnya ada cinta yang melebihi besarnya cinta yang ini... cinta kepadaNya yang menguasai segala rasa cinta. Ini masih belum seberapa, perjalanan masih panjang dan tak akan ada habisnya.


Ya Rakhman Ya Rakhim, titip kepada hamba keluarga yang penuh cinta.. cinta dariMu dan cinta kepadaMu