Tuesday, March 04, 2008

Keganjilan hari ini

Hari yang sepi… sepii sekali. Kuisi waktu luangku dengan membaca “Sang Raja Jin” novel mistisme yang baru aku beli yang tinggal beberapa lembar lagi habis. Rutinitas berjalan dengan begitu saja, seperti sudah tidak butuh lagi kontrol dari otak, karena aku yakini otakku sedang nggak bekerja hari ini. Udara sejuk tiba-tiba masuk, merasuk… merinding aku dibuatnya. Semakin lama kesejukan berangsur menjadi dingin.. semakin dingin Ya Alloh.. ada apa ini, semakin dingin dan masuk ke tulang.. oh.. ada apa gerangan.. walah ternyata aku lagi meriang… wis pulang saja.. istirahat.

Saturday, March 01, 2008

Hanya berfikir

Jadi tertarik membaca lagi buku The Alchemist yang sudah pernah saya baca dulu, dulu sekali. Ternyata benar juga, point of view seseorang itu bisa berkembang dari hari ke hari sesuai apa yang didapat selama hidupnya. Setelah saya baca lagi buku itu setelah pembacaan pertama sekitar 3 tahunan yang lalu, semakin banyak pernah-pernik yang bisa saya garis bawahi di setiap halamannya, saya tidak ingat dulu pernah mendapatkan point ini. Salah satunya adalah :
“Kalau setiap hari terasa sama saja, itu karena orang-orang tidak menyadari hal-hal indah yang terjadi dalam hidup mereka setiap hari, seiring terbitnya matahari”.

Padahal kalau menurut Harun Yahya.. matahari terbit dengan sedia kala saja sudah sebuah keindahan, pengurangan 10% saja panas matahari yang terpancarkan, maka bencana bagi bumi. Itu sudah mutlak. Tapi saya akan melihat dari sisi yang lebih simple saja. Dengan bangun pagi dan ingat akan kalimat di atas rasanya saya akan merasa rugi kalau hanya menjalani hari dengan biasa. Karena pada dasarnya hari ini tidak akan sama dengan hari-hari yang sebelumnya, ataupun hari-hari yang setelahnya.

Lagipula keindahan adalah tergantung dari cara pandang kita. Memandangi bunga-bunga di tepi jalanan sambil menanti macet, pada saat itu kita bisa memutuskan untuk memandanginya dan berfikir “betapa indahnya bunga-bunga ini” atau memandanginya sambil berfikir “betapa njelehi sih jakarta ini, macet kok dimana-mana”. Atau mendengarkan pengamen kecil carrol di bus dulu, saya bisa memutuskan untuk berfikir “duhh.. anak ini nyanyi saja kok ndak karu-karuan, mana bus panas gini” atau bisa saja berfikir “eh.. enak juga anak ini nyanyinya, walaupun bahasanya tidak dimengerti.. ah ya wajar wong anak jalanan belajar bahasa inggris seadanya gitu”.

Indah atau tidak, tergantung keputusan kita untuk memandangnya. Mau milih yang ruwet atau yang indah. Menurut pengalaman sih cenderung milih yang ruwet.. waahh harus banyak berlatih lagi nih.